Timnas Wanita Indonesia menelan kekalahan telak dalam agenda pertamanya di Belanda akhir Oktober ini. Bertanding kontra ADO Den Haag di SV Den Hoorn Stadium, Rabu (23/10) malam WIB, Garuda Pertiwi dilibas dengan skor 12-1.
Timnas Wanita Indonesia memang kalah dari segi kualitas dari ADO Den Haag dalam duel tersebut, baik secara keseluruhan tim maupun kemampuan individual. Namun, di samping kekalahan tersebut, ada tanda tanya yang timbul dari susunan pemain yang dikeluarkan Satoru Mochizuki selaku pelatih kepala.
Jika ditilik secara mendetail saat menghadapi ADO Den Haag, Indonesia turun dengan pakem formasi 4-3-3 saat bertahan dan 3-5-2 saat menyerang. Dalam posisi bertahan, Mochizuki menempatkan Viny Silfianus sebagai center back berduet dengan Shafira Ika di barisan pertahanan Indonesia.
Keputusan itu menimbulkan tanda tanya, lantaran di klubnya, yaitu tim PON DKI Jakarta, Viny sejauh ini dominan bermain di posisi gelandang tengah. Kemampuan mengatur ritme dan distribusi bolanya yang apik jadi pertimbangan utama.
Terbukti, memposisikan Viny di tengah lini pertahanan timnas tak berbuah baik. Sebagai bek tengah, Viny kerap out of position. Viny kerap telat menutup lubang di area pertahanan dan kalah saat melakukan duel-duel dengan pemain ADO Den Haag yang memiliki postur besar.
Selain penempatan posisi pemain yang kurang pas, ada dua hal lain yang juga membuat pertahanan Indonesia kocar-kacir di babak pertama. Yang pertama adalah jarak antarlini yang terlalu lebar.
Dalam laga vs ADO Den Haag di babak pertama, jarak antarlini dan antarpemain Indonesia terlalu renggang satu sama lain. Hal tersebut membuat barisan pertahanan Indonesia lebih mudah diobrak-abrik oleh skuad ADO Den Haag yang sangat unggul dalam umpan terobosan dan crossing dari sisi lapangan.
Yang kedua adalah starting line up yang kekurangan balance. Line up Indonesia terlalu menyerang. Dalam pertandingan semalam, praktis hanya Noa (bek kanan) dan Shafira (bek tengah) yang merupakan pemain bertahan murni. Octa yang ditempatkan di bek kiri selama ini lebih natural bermain sebagai sayap serang kiri.
Sementara di depan, penyerang Indonesia terlalu menumpuk. Ada Sydney Hopper, Estella Loupatty, Claudia Scheunemann, dan Zahra Muzdalifah yang bermain di waktu yang sama. Mungkin untuk melawan tim yang lebih lemah dan yang lebih banyak menunggu, susunan tersebut bisa bekerja. Tapi dalam laga semalam, Timnas Wanita Indonesia jadi kehilangan kontrol dan tidak kohesif.
Dalam duel tersebut, sebenarnya ada beberapa pemain belakang murni yang dicadangkan oleh Satoru Mochizuki. Beberapa di antaranya ialah Nabila Divany, Indira Jenna Almira, dan Gea Yumanda.
Pada babak kedua, Satoru Mochizuki melakukan beberapa pergantian pemain dengan memasukkan beberapa pemain bertahan seperti Gea, Jenna, dan Nabila. Viny yang sebelumnya mengisi pos pertahanan jadi naik ke area lini tengah.
Hasilnya positif, area pertahanan lebih kokoh dengan masukan Nabila dan Gea Yumanda. Kedua pemain itu beberapa kali terlihat berhasil memenangkan duel kontra penyerang ADO Den Haag. Laita Roati, kiper Arema Women, yang masuk menggantikan Thasza juga memberi lebih keperca...