PT Pertamina Patra Niaga mengatakan pangsa pasar (market share) kendaraan listrik berbasis baterai alias electric vehicle selalu meningkat, terutama untuk kendaraan roda empat.
VP Retail Fuel Pertamina Patra Niaga, Eko Ricky Susanto, mengatakan tren kenaikan pengguna kendaraan listrik terpantau naik selama 2-3 tahun terakhir secara signifikan.
Eko mengatakan, Pertamina mencatat pangsa pasar kendaraan listrik dibandingkan kendaraan berbasis BBM alias Internal Combustion Engine (ICE) di tahun lalu masih 1-2 persen.
"Kami juga punya data, kebetulan tahun lalu itu market share dibandingkan internal combustion engine, itu masih sekitar 1-2 persen saja. Tapi khusus tahun ini sudah mulai ke angka 4 persen, jadi naiknya signifikan," ungkapnya saat Indonesia Industry Outlook 2025 Conference, Kamis (24/10).
Kenaikan pangsa pasar kendaraan listrik ini, kata Eko, disebabkan beberapa faktor. Pertama, menjamurnya produsen kendaraan listrik di Indonesia dan didukung oleh serangkaian insentif yang diberikan pemerintah.
Kemudian, di level konsumen, pemerintah juga memberikan insentif yakni PPN ditanggung pemerintah sebesar 10 persen untuk pembelian mobil listrik, dan diskon pembelian motor listrik baru sebesar Rp 7 juta per unit.
Kondisi ini, kata Eko, sudah mulai diantisipasi oleh Pertamina yang bisnis intinya adalah menjajakan BBM berbasis fosil, yakni dengan turut menghadirkan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
"Pertamina sebagai badan usaha yang bergerak di bidang energi, tentunya ini sudah kami sikapi sebenarnya. Mulai dari 2-3 tahun terakhir ini kita juga mulai mengembangkan atau men-support ekosistem untuk SPKLU," jelas Eko.
Eko menuturkan, sudah ada SPBU Pertamina yang memasang pengisian listrik untuk mengakomodasi kebutuhan konsumen pengguna kendaraan listrik.
Tren Konsumsi BBM Tetap Tinggi
Meski demikian, Eko menyebutkan tren konsumsi BBM akan selalu meningkat meskipun pangsa pasar kendaraan listrik semakin besar. Hal ini disebabkan bertambahnya jumlah penduduk, paralel dengan jumlah pengguna kendaraan.
"Kalau tren dunia atau dari kita punya perhitungan di domestik, kebutuhan untuk bahan bakar itu sampai 2030-2035 itu trennya masih naik, karena memang populasinya masih banyak di Indonesia," jelasnya.
Eko memprediksi, setelah peningkatan konsumsi BBM terjadi hingga tahun 2035, namun setelah itu memang akan cenderung menurun karena tren kendaraan...