Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengejar target bisa cetak sawah mencapai 1 juta hektare di tahun 2025. Ia menegaskan tersebut untuk mengebut agar Indonesia bisa swasembada pangan.
“Cetak sawah target kita 1 juta (hektare), 750 ribu sampai 1 juta (hektare),” kata Amran kepada wartawan di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (22/10).
Amran mengungkapkan Kementan bakal fokus juga pada intensifikasi dan ekstensifikasi. Insentifikasi yang dimaksud adalah meningkatkan indeks pertanaman (IP) atau rata-rata waktu tanam dan panen dalam satu tahun pada lahan yang sama.
“Programnya adalah, ada dua, intensifikasi dan ekstensifikasi. Intensifikasi adalah, itu pompa. Pompanisasi, oplah (optimalisasi lahan), itu intensifikasi. IP-nya 1 menjadi 2, 2 menjadi 3, atau 1 menjadi 3. 1 kali tanam bisa menjadi 3 kali tanam. 1 kali tanam bisa menjadi 2 kali tanam, atau 2 kali tanam bisa menjadi 3 kali tanam. Itu intensifikasi,” terang Amran.
Sedangkan untuk ekstensifikasi, program yang diimplementasikan di lapangan adalah memperbanyak cetak sawah. Amran menuturkan program ini akan dimulai di beberapa daerah seperti Merauke, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Aceh, Jambi, dan daerah lainnya.
“Ekstensifikasi adalah kita cetak sawah 3 juta hektare, 1 juta per tahun. Kita sudah mau mulai dari Merauke, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Aceh, Jambi, dan seterusnya,” jelas Amran.
Amran menuturkan tidak ada istilah libur di lingkungan Kementan untuk mengejar target swasembada pangan. Dalam catatan kumparan, Amran meyakini target swasembada pangan yang ditetapkan presiden terpilih Prabowo Subianto dapat tercapai dalam 4 tahun.
“Kementerian Pertanian untuk merebut swasembada, yang pertama adalah kita kejar PAT pompanisasi, optimalisasi, dan cetak sawah dan untuk sementara, hari libur kami cabut. Hari libur, tidak ada hari libur untuk Kementerian Pertanian,” tutur Amran.