TREN memelihara reptil semakin berkembang pesat di Indonesia. Tren itu didorong kemudahan akses informasi dan pameran reptil eksotis. Hal itu membuka mata masyarakat bahwa reptil tidak sakadar hewan peliharaan tapi juga peluang bisnis.
Fakhri Auzan, pendiri Repjak, usaha penangkaran distribusi reptil mengungkapkan jenis reptil ekstrem, seperti ular, iguana, dan biawak, semakin diminati. Selain itu masyarakat juga memelihara reptil jinak dan lucu, seperti gecko, kura-kura, dan kodok.
Dalam sebulan, usaha Fakhri mampu menjual hingga 300 ekor gecko, ditambah dengan kodok dan kura-kura air. “Semakin unik jenis, warna, dan bentuk reptil, semakin tinggi pula harganya, apalagi salah satu reptil favorit anak jaman sekarang yaitu gecko leopard,” katanya dalam diskusi bertajuk “Seluk Beluk Merawat Hingga Berbisnis Reptil” di Senayan Park, Jakarta Pusat, Rabu (23/10).
Fakhri menjelaskan strategi penjualan yang dijalankan meliputi penjualan secara online dan offline, dengan membuka booth di berbagai pameran hewan di wilayah Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. Ia juga melakukan ekspor ke Filipina dan Korea Selatan.
Bisnis reptil bukan hanya tentang jual beli hewan. Fakhri mengunkapkan kebutuhan akan aksesoris, peralatan habitat, pakan, dan suplemen untuk reptil juga semakin meningkat.
Peluang lain yang berkembang adalah jasa penitipan, perawatan, dan pelatihan reptil. Bahkan, penyelenggaraan pameran reptil dan pembuatan konten yang membahas perawatan serta pembiakan reptil juga bisa menjadi sumber pendapatan yang menarik.
Dalam menjalankan bisnis reptil, pemilik usaha harus memahami aturan perizinan, terutama terkait reptil langka dan dilindungi. Fakhri menegaskan pentingnya mematuhi peraturan agar tidak mengalami masalah di kemudian hari.
Salah satu tantangan terbesar dalam bisnis ini adalah menjaga kenyamanan dan keamanan reptil selama proses pengiriman. Edwin Widiantoro, Head of Operations and IT di perusahaan logistik TIKI, memberikan tips penting mengenai hal ini.
“Periksa kesehatan reptil sebelum pengiriman. Reptil yang sakit atau stres dapat menjadi agresif dan berbahaya,” ujarnya.
Edwin menekankan pentingnya memilih mitra kurir yang berpengalaman, serta cara pengemasan yang sesuai untuk mengurangi stres pada hewan.
Dalam pengiriman reptil, kata Edwin, ada sejumlah langkah penting yang perlu diperhatikan. Seperti memastikan wadah pengiriman sesuai dengan ukuran dan kebutuhan lingkungan reptil, serta memperhatikan ventilasi udara.
“Gunakan wadah berwarna gelap atau tutupi wadah dengan kain untuk meminimalkan paparan cahaya dan suara yang dapat menyebabkan stres,” ujarnya. (Z-3)