Kisah Savitri, Rela Lupakan Cita-cita dan Jadi Bidan Demi Orang Tua

2 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

sosmed-whatsapp-green

kumparan Hadir di WhatsApp Channel

Menjadi seorang bidan awalnya tidak pernah terlintas dalam pikiran Savitri Zuhilda. Perjalanan Savitri menuju profesi ini tidak dimulai dengan minat atau keinginan pribadi yang kuat, melainkan bermula dari dorongan orang tuanya.

"Ibu saya adalah seorang bidan, tapi sejujurnya dulu saya punya passion sendiri, ingin masuk kuliah ke jurusan teknologi pangan. Setelah lulus SMA saat itu sempat gap year, akhirnya orang tua saya yang mendorong saya untuk masuk ke program studi kebidanan," kata Savitri, usai diambil sumpah dalam acara Sumpah Profesi Bidan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Kamis (17/10/) kemarin.

Perempuan asal Bima, Nusa Tenggara Barat itu menceritakan bahwa meski pada awalnya merasa ragu dan kurang tertarik, ia tetap menjalani perkuliahan dengan dedikasi maksimal.

“Awal kuliah bisa dibilang berat, ada keraguan juga bisa apa enggak. Jadi waktu kuliah S1 Bidan saya menjalani seadanya. Tapi ketika memutuskan lanjut profesi bidan, di situ titik baliknya hingga saya punya ambisi tinggi dan ingin membayar apa yang kurang maksimal ketika S1,” tukasnya.

Momen yang mengubah hidupnya adalah ketika ia mulai menjalani praktik lapangan, terutama saat ia terjun langsung membantu proses persalinan. Pada momen itulah Savitri merasakan secara nyata peran penting bidan dalam menjaga kesehatan ibu dan bayi yang baru lahir.

"Saya ingat saat pertama kali terlibat langsung dalam proses persalinan. Ada perasaan bangga tersendiri bisa membantu seorang ibu berjuang dalam persalinan, dan bayinya selamat. Di situ saya berpikir betapa keren dan mulianya profesi ini dan saya mulai mencintai profesi ini sepenuhnya," ungkap Savitri dengan penuh haru.

Tekadnya itu berhasil mengantarkan Savitri lulus dengan IPK 4.00, dan seiring berjalannya waktu, ia mulai menumbuhkan cinta dan rasa tanggung jawab terhadap profesinya. Savitri mulai menganggap profesi bidan sebagai jalan hidup yang benar-benar ingin ia tekuni.

Anak ketiga dari empat bersaudara itu mengungkapkan bahwa keragu-raguannya juga yang membawa dirinya terbang dari Bima ke Surabaya untuk menuntut ilmu.

“Ketika saya memutuskan untuk mau studi di kebidanan, di situ saya juga bertekad ingin sekolah di luar pulau saja. Saya berpikir, saya harus mengembangkan diri lebih maksimal di tempat yang lebih juga, dan dari situ saya search di internet dan muncullah Unusa pertama kali yang akhirnya menjadi tujuan saya sampai saat ini,” ujarnya.

Saat ditanya apa motivasi terbesarnya untuk merantau ke Surabaya, ia menceritakan bahwa kondisi penanganan permasalahan ibu dan bayi di daerah Bima masih perlu perhatian serius. Keberadaan jumlah seorang bidan di Bima terbilang cukup banyak, namun angka kematian yang terjadi juga terbilang masih cukup tinggi.

“Bidan di Bima itu cukup banyak, tapi untuk penanganan lebih dalam terhadap persoalan ibu dan bayi masih kurang. Di sana pemantauannya belum menyeluruh bahkan minim, pemanfaatan kadernya terbilang belum maksimal, beda jika saya melihat di Surabaya, kita bisa memantau risiko dan melihat perkembangan ibu dan bayi sangat mudah,” ujar perempuan kelahiran Bima, 10 November 2000 itu.

Hal tersebut akhirnya menjadi dorongan kuat Savitri ke depannya untuk kembali ke daerah asalnya.

“Setelah lulus profesi ini, saya ingin bekerja dulu menjadi Bidan di Surabaya untuk sementara waktu. Saya ingin memperkaya pengalaman dan wawasan dulu di sini, yang akhirnya nanti bisa saya bawa pulang ke Bima dan membuka praktik sendiri di sana, juga bisa memberikan sistem pelayanan lebih baik,” ujarnya.

Kini, setelah resmi diambil sumpah sebagai bidan, Savitri siap untuk mengabdikan dirinya dalam dunia kesehatan, khususnya dalam bidang kebidanan. Ia berharap dapat berkontribusi dalam membantu lebih banyak perempuan melalui masa-masa penting dalam hidup mereka, yaitu proses persalinan.

"Sekarang saya merasa sangat bersyukur bahwa orang tua saya mendorong saya ke arah yang benar. Saya juga bersyukur bisa menjalani kuliah di Unusa, yang telah memberikan saya banyak ilmu dan pengalaman berharga," tambahnya.