6 hours ago
5
Harvey Moeis mengaku pernah dimarahi istrinya, Sandra Dewi, karena membelikannya hadiah kalung emas. Sandra mengaku kesal karena mestinya perhiasan semacam itu bisa didapat secara cuma-cuma.
Hal itu terungkap saat Sandra dihadirkan sebagai saksi dalam sidang kasus dugaan korupsi timah di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (21/10). Sandra bersaksi untuk terdakwa Harvey Moeis; Dirut PT Refined Bangka Tin (RBT), Suparta; dan Direktur Pengembangan Usaha PT RBT, Reza Andriansyah.
Mulanya, hakim bertanya kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) terkait jumlah perhiasan yang disita dari Sandra Dewi dalam perkara ini. Total, ada 141 perhiasan Sandra yang telah disita Kejaksaan.
"Ada 141 item. Terdakwa yang harus membuktikan ya. Itu kan disita dari istri saudara. Benar enggak JPU? itu gimana? semuanya?" tanya hakim.
"Ada satu, ada satu (perhiasan yang dibelikan Harvey). Sebelum menikah," sahut Sandra.
"Yang apa? Yang mana?" cecar hakim.
"Ada satu kalung, Tiffany. Yang kunci. (Dibelikan Harvey) satu kali saja," ungkap Sandra.
Hakim lalu menanyakan bukti pembelian kalung tersebut. Sandra dan Harvey mengaku tak pernah menyimpan bukti pembelian tersebut.
Namun, Harvey mengakui pernah membelikan kalung itu. Ia lalu curhat pernah dimarahi Sandra Dewi karena pembelian tersebut.
"Jadi ini saya belikan terus diomelin, Yang Mulia. Katanya, 'ngapain beliin? Dia bisa dapat gratis, jangan buang uang-uang', katanya, Yang Mulia," jelas Harvey.
"Tapi namanya suami kan enggak apa-apa?" tanya hakim.
"Betul, Yang Mulia," sahut Harvey.
Dalam dakwaan, Sandra Dewi disebut turut menerima aliran uang senilai miliaran rupiah dari Harvey. Uang itu diduga diperoleh Harvey dari hasil korupsi tata niaga timah di wilayah IUP PT Timah. Harvey didakwa menerima uang Rp 420 miliar terkait timah tersebut.
Uang tersebut dibelikan sejumlah aset, mulai dari mobil mewah, perhiasan, tas mewah, dan aset-aset lainnya.
Sandra Dewi sendiri sebelumnya sempat dihadirkan dalam persidangan pada Kamis (10/10). Dalam kesempatan itu, Sandra dicecar soal hubungannya dengan Harvey Moeis hingga penyitaan sejumlah asetnya.
