Harga minyak mentah turun pada perdagangan Rabu (23/10). Penurunan ini diakibatkan oleh data yang menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik lebih besar dari yang diharapkan bahkan saat aktivitas penyulingan pulih.
Sebelumnya harga minyak mentah terus naik pada pekan ini dengan kenaikan mencapai 2 persen. Hal tersebut terjadi karena pasar memperhitungkan konflik yang terus berlanjut di Timur Tengah.
Mengutip Reuters pada Kamis (24/10), Harga minyak mentah Brent berada di angka USD 74,96 dolar, turun USD 1,08 dolar atau 1,42 persen sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 97 sen atau 1,35 persen menjadi USD 70,77 dolar
Berdasarkan bursa ICE Newcastle (Australia), harga batu bara untuk kontrak Oktober 2024 mengalami kenaikan pada perdagangan Rabu (23/10). Harga batu bara naik 0,38 persen menjadi USD 145,25 dolar per ton.
Harga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) berdasarkan situs Bursa Malaysia terpantau turun. Harga CPO berdasarkan kontrak November 2024 turun menjadi MYR 4,563 per ton.
Harga nikel pada perdagangan Selasa (22/10) terpantau kembali turun dari USD 16.610 dolar per ton menjadi USD 16.235 dolar per ton. Berdasarkan situs Trading Economics, angka ini adalah titik terendah dalam satu bulan.
Analis memperkirakan tekanan penurunan yang berkelanjutan karena surplus pasar yang signifikan dan penemuan nikel di prospek Wedei di Papua Nugini. Menurut Kantor Kepala Ekonom Australia (AOCE), pemotongan produksi baru-baru ini gagal mengangkat harga dan memperkirakan permintaan yang lemah akan membuat harga nikel tetap lemah hingga akhir tahun 2024.
Harga timah pada perdagangan Selasa (22/10) berdasarkan situs Trading Economics kembali turun dari USD 31.384 dolar per ton menjadi USD 31.000 dolar per ton.
Analis memperkirakan hal ini terjadi karena permintaan pesimistis dari Tiongkok untuk mengimbangi kekurangan pasokan dari produsen utama.Harga nikel juga sempat mencapai rekor tertinggi dalam tiga bulan di angka USD 33.900 dolar per ton.