Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta, Afnan Hadikusumo-Singgih Raharjo, membawa visi pembangunan yang menempatkan Rukun Warga (RW) sebagai pusat kemajuan Kota Yogyakarta. Salah satu program unggulannya adalah alokasi dana Rp 100 juta per RW setiap tahunnya.
Dengan total 616 RW di Kota Yogyakarta, dana ini akan mencapai total Rp 61,6 miliar per tahun. Afnan-Singgih mengajak seluruh warga Yogyakarta membangun kota secara partisipatif dan berkelanjutan dengan semangat gotong royong.
"Alokasi dana sebesar Rp 100 juta per RW ini akan disalurkan melalui kalurahan, kemudian diberikan kepada RW untuk membiayai program-program yang disusun berdasarkan kebutuhan lokal," ujar Afnan kepada wartawan, Rabu (23/10).
Ia menekankan bahwa program ini bertujuan memberikan kesempatan bagi setiap RW untuk mengelola dana secara mandiri dan efektif, sesuai dengan prioritas yang telah ditetapkan oleh masyarakat setempat.
Karenanya, berbarengan dengan alokasi dana Rp 100 juta untuk tiap RW tiap tahun, Afnan-Singgih mendorong partisipasi warga dalam kegiatan Rembug Warga, sebuah forum diskusi terbuka yang melibatkan seluruh komponen masyarakat dalam menyusun dan merumuskan program-program pembangunan berbasis RW.
"Gerakan Rembug Warga ini adalah wadah bagi warga untuk berperan aktif menentukan arah pembangunan di lingkungan mereka," ujar Afnan.
Visi Gerakan Rembug Warga
Afnan Hadikusumo memaparkan 3 visi dari Gerakan Rembug Warga, di antaranya:
Afnan menegaskan bahwa program ini mendorong transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana publik. "Evaluasi program-program ini akan dilakukan secara berkala, memastikan bahwa dana tersebut benar-benar digunakan untuk kepentingan masyarakat dan membawa manfaat jangka panjang," jelasnya.
Siapa yang Bisa Terlibat dalam Rembug Warga?
Terkait siapa yang bisa terlibat dalam Rembug Warga, Calon Wakil Walikota Kota Yogya, Singgih Raharjo menerangkan bahwa program Rembug Warga terbuka untuk seluruh komponen masyarakat, termasuk tokoh masyarakat, pengurus RT dan RW, ibu-ibu PKK, organisasi kepemudaan seperti Karang Taruna, dan warga Jogja yang ingin berkontribusi dalam pembangunan.
"Kami ingin melibatkan semua lapisan masyarakat agar setiap warga merasa memiliki dan berperan dalam pembangunan kotanya," ujar Singgih.
Mewujudkan Pembangunan yang Inklusif dan Berkelanjutan
Singgih menambahkan, dengan alokasi dana Rp 100 juta per RW setiap tahunnya, pembangunan di Kota Yogyakarta akan semakin partisipatif, inklusif, dan berkelanjutan. Dana ini diharapkan dapat menjadi modal bagi setiap RW untuk membangun wilayahnya sesuai dengan aspirasi masyarakat yang dihasilkan dari forum Rembug Warga.