Belum Meluncur, Mitsubishi Indonesia Bicara Rencana Ekspor Mobil Baru

Presiden Direktur PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Atsushi Kurita, merespons pernyataan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, bahwa pasar otomotif dalam negeri butuh inovasi untuk mendorong penjualan.

Hal tersebut berkaca dari penjualan mobil pada tahun lalu yang mencapai 865 ribu unit, turun 13,9 persen dibanding 2023. Salah satu penyebabnya disinyalir lantaran pelemahan daya beli masyarakat.

"Perlu mencari terobosan agar konsumen kembali memiliki minat belanja otomotif. Pemerintah tentu tidak tinggal diam, salah satu kebijakan muncul paket stimulus ekonomi untuk menjaga daya beli masyarakat," katanya saat membuka pameran IIMS 2025 di JIExpo Kemayoran, Kamis (13/2).

Sementara dari sisi industri, Kurita mengatakan guna menggairahkan pasar otomotif dalam negeri, bisa distimulus melalui mobil baru. Kendaraan anyar yang dikatakan ini benar-benar baru, alias belum pernah ada sebelumnya.

"Kami harus fleksibel terhadap perubahan pasar. Selain itu kami akan mengubah arah permainan dengan produk baru. Kami percaya dengan produk ini situasi akan membaik," katanya.

Terlebih bila model tersebut juga bisa diterima di negara lain, sehingga menciptakan efek domino bagi kelangsungan industri otomotif nasional.

"Kontribusi kami adalah pasar ekspor, yakni ke lebih dari 50 negara. Produk baru juga nanti rencananya kami akan lakukan ekspor. Jadi kami akan berkontribusi kepada negara melalui ekspor," katanya di lokasi yang sama.

"Selain itu adalah lokalisasi, di mana kami mencoba untuk melakukan lokalisasi sebanyak mungkin, sehingga produknya benar-benar asli buatan Indonesia," pungkasnya.

Sesuai kebijakan strategi perusahaan, Kurita belum bersedia mengungkap sedikit detail mobil baru tersebut. Namun kemungkinan besar menyasar ke DST Concept yang digadang-gadang Xforce versi 7-penumpang.

Bisa juga merujuk pada Mitsubishi Xpander Hybrid. Apa lagi pabrik Mitsubishi Motor Krama Yudha Indonesia (MMKI) di Bekasi telah memiliki kemampuan untuk memproduksi kendaraan elektrifikasi.