Warning: session_start(): open(/home/gfxuploader/public_html/src/var/sessions/sess_c3e564a03dc3594f4d7e615f28ce0afa, O_RDWR) failed: Disk quota exceeded (122) in /home/gfxuploader/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/gfxuploader/public_html/src/var/sessions) in /home/gfxuploader/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Raja Yordania Hadapi Tekanan Trump Terkait Rencana Pengambilalihan Gaza dalam Pertemuan di Gedung Putih - Hot News

Raja Yordania Hadapi Tekanan Trump Terkait Rencana Pengambilalihan Gaza dalam Pertemuan di Gedung Putih

1 month ago 23
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Raja Yordania Hadapi Tekanan Trump Terkait Rencana Pengambilalihan Gaza dalam Pertemuan di Gedung Putih Raja Abdullah II dari Yordania menjadi pemimpin Arab pertama yang bertemu dengan Presiden Donald Trump sejak masa jabatan kedua Trump dimulai.(Media Sosial X)

RAJA Abdullah II dari Yordania membuat sejarah sebagai pemimpin Arab pertama yang bertemu dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih sejak dimulainya masa jabatan kedua Trump pada 20 Januari 2025. Pertemuan yang berlangsung pada Selasa ini menempatkan Raja Abdullah dalam posisi yang rumit, mengingat tantangan politik yang dihadapi Yordania terkait dengan rencana Amerika Serikat mengenai Gaza.

Hubungan antara Yordania dan Amerika Serikat telah lama terjalin erat, tetapi selama pertemuan tersebut, Trump berulang kali mendesak Abdullah untuk menerima pengungsi Palestina yang terlantar akibat serangan militer Israel di Gaza sejak Oktober 2023. Sebagai respons terhadap tekanan tersebut, Raja Abdullah berusaha menjaga sikap diplomatis dengan tidak langsung bertentangan dengan Trump, meskipun ia menegaskan posisi Yordania yang menolak rencana pemindahan pengungsi Palestina.

Trump, yang sebelumnya mengusulkan agar Amerika Serikat "mengambil alih" dan "menguasai" Gaza, kembali menekankan gagasan kontroversialnya. Ia menyebut dengan AS mengendalikan wilayah tersebut, stabilitas di Timur Tengah akan tercapai untuk pertama kalinya. Trump mengklaim wilayah Gaza yang kosong akan dipenuhi dengan proyek pembangunan besar-besaran yang menciptakan lapangan pekerjaan di kawasan tersebut.

Namun, baik Yordania maupun Mesir menanggapi rencana ini dengan penolakan, menyatakan mereka tidak akan menerima pengungsi Palestina. Hal ini semakin mempersulit situasi Raja Abdullah yang harus mengelola hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat tanpa menyinggung Trump secara langsung.

Dalam pertemuan itu, Trump juga mengingatkan gencatan senjata yang baru tercapai di Gaza bisa berakhir jika kelompok Hamas tidak membebaskan sandera Israel yang masih ditahan. Trump menegaskan tenggat waktu yang ketat, mengatakan jika sandera tidak dibebaskan sebelum Sabtu pukul 12 siang, semua kesepakatan akan batal.

Sementara itu, Raja Abdullah berhati-hati dalam menanggapi tekanan tersebut. Ia memilih untuk menghindari pernyataan yang dapat menyinggung Trump, dengan menegaskan negara-negara Arab memiliki rencana mereka sendiri untuk Gaza. Raja Abdullah juga menekankan Yordania tetap “teguh” dalam posisinya menentang pemindahan Palestina dari Gaza dan Tepi Barat.

Dalam pernyataan yang diposting di media sosial, Raja Abdullah mengungkapkan  negara-negara Arab akan segera menyusun rencana untuk membangun kembali Gaza tanpa memindahkan penduduknya. Ia juga memberikan pujian kepada Trump, mengatakan ia melihat potensi untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut melalui kerjasama internasional.

Namun, beberapa pengamat menilai rencana Trump lebih merupakan taktik negosiasi, yang dapat membuka ruang bagi tawaran balasan dari negara-negara Arab. Trump, yang dikenal dengan latar belakangnya di dunia real estat, menyebut Gaza sebagai "permata" yang memiliki potensi besar untuk pembangunan. Namun, kritik terhadap visinya berkembang, mengingat kompleksitas politik kawasan tersebut yang tidak semudah yang ia gambarkan.

Pada akhirnya, Raja Abdullah berusaha menjaga keseimbangan antara menjalin hubungan baik dengan Amerika Serikat dan mempertahankan integritas posisi Yordania dalam permasalahan Palestina. Tantangan diplomatik yang dihadapi Raja Abdullah ini mencerminkan ketegangan yang lebih besar terkait masa depan Gaza dan solusi untuk krisis pengungsi Palestina yang semakin mendalam. (Al Jazeera/Z-3)

Read Entire Article